Dinas Peternakan Sumatera Utara menetapkan Pulau Nias sebagai daerah endemis rabies pada hari rabu tanggal 10 maret yang lalu. Hal tersebut dilakukan pasca meninggalnya plt kepala dinas kesehatan Nias Utara, Christian Zai, karena digigit anjing. “Keseluruhan wilayah pulau Nias dinyatakan endemis rabies”, kata kepala dinas Peternakan Sumut, drh Teti E. Lubis, dikutip dari harian Sinar Indonesia Baru.
Kejadian malang yang menimpa kadiskes Nias Utara tersebut berawal dari gigitan anjing peliharaannya sendiri pada akhir Desember 2009 lalu. Sejak awal maret, Christian Zai mulai menderita sakit dan semakin parah pada tanggal 4 maret lalu. Meskipun telah dirawat di rumah sakit setempat dan akhirnya dirujuk ke RS Elisabeth Medan, Christian Zai, akhirnya meninggal dunia hari sabtu (6/3) di RS Elisabeth Medan, karena tidak tertolong lagi.
Kejadian yang sama juga menimpa bocah berusia 9 tahun warga Desa Lasara Gunung Sitoli. Anak kecil yang bernama Krisnawati Zebua tersebut meninggal dunia pada rabu (10/3) karena digigit anjing. Menurut penuturan ibunya kepada Koran SIB, Krisnawati digigit anjing pada bulan Januari lalu di Jl. Gomo, dekat Kantor CPM, yang berada di depan warung minuman mereka.
Setelah kejadian tersebut, orangtuanya membawa berobat ke mantri kesehatan yang ada di daerahnya. Dan tiga hari kemudian, setelah diobati, korban sudah masuk sekolah seperti biasa. Bahkan pada minggu kedua, bekas luka gigitan di jari tangan dan kakinya sudah sembuh. Namun tidak disangka, murid SDN Afilaja Gunung Sitoli ini, akhirnya meninggal karena terkena rabies. Ibu korban yakin anaknya meninggal akibat penyakit anjing gila karena tiga jam sebelum meninggal, krisnawati menggonggong, minum dan juga menjilat persis seperti anjing.
Kepala Dinas Peternakan Sumatera Utara, drh Teti Herlina Lubis, langsung memberikan keterangan untuk menanggapi kejadian di Nias. Kepada antara Medan drh Teti mengatakan pihaknya telah melakukan penelitian sampel-sampel anjing yang menggigit Christian Zai, SKM. Berdasarkan penelitian itu, dipastikan bahwa anjing tersebut positif menyebarkan rabies dan diindikasikan bahwa anjing-anjing yang lain juga mengalami hal yang sama.
Lebih lanjut, drh Teti Lubis mengatakan, pihaknya telah mengirimkan tim ke Pulau Nias dan 10 ribu dosis vaksin anti rabies untuk disuntikkan kepada anjing-anjing di daerah tersebut. Pada selasa (9/3) pagi kembali dikirimkan 8500 dosis vaksin anti rabies ke Pulau Nias. Tim tersebut disertai dengan tim karantina untuk melakukan tindakan-tindakan yang perlu dalam menanggulangi endemis rabies tersebut. “Timnya sudah berangkat tadi pagi. Jadi, sudah 18 ribu lebih vaksin kita kirim kesana”, kata drh Teti.
Sementara itu, ditempat terpisah, Ketua Forum Masyarakat Nias Utara di Medan Sumut (FKM Manira) Yos Lase SH, meminta agar dinas kesehatan provinsi sumut menumpas penyakit anjing gila (rabies) yang sedang menjalar di Nias, khususnya daerah Nias Utara yang telah memakan korban jiwa. Dengan kejadian tersebut, Yos Lase mendesak agar seluruh binatang yang berpotensi menularkan rabies harus dibasmi. Bila perlu, seluruh anjing di Nias diperiksa dan diberi vaksin agar tidak mengakibatkan korban berikutnya. “Kepada masyarakat di Nias yang digigit anjing, jangan anggap sepele walaupun luka bekas gigitannya tidak seberapa, namun harus segera berobat ke tempat pengobatan pemerintah. Dan kami FKM Kanira meminta Dinas Kesehatan Pemprovsu untuk menumpas rabies di Nias Utara,” himbau Yos Lase.
Dalam kesempatan itu, Yos Lase juga menyayangkan minimnya stok CCUR yang tidak layak bila dibandingkan dengan luas daerah Sumatera Utara. Stok CUUR yang tersedia pada dinas kesehatan pemprov sumut hanya 10 unit. “Masa hanya untuk 10 orang pasien saja stok CUUR/ vaksinnya,” katanya. Untuk itu ia meminta agar Dinas Kesehatan Pemprovsu ke depan untuk menyiapkan stok yang lebih dari cukup.
Demikian halnya keluarga korban lainnya, krisnawati zebua, menghimbau pemerintah hendaknya membunuh anjing gila dan memvaksin seluruh anjing yang ada di Nias. Khususnya anjing yang menggigit anaknya agar dibunuh karena hingga kini, anjing tersebut dilihatnya masih berkeliaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar