teks berjalan

Selamat Datang di Blog Si Penyayang Anjing Lucu

Rabies di Pulau Sumbawa Tinggal Menunggu Waktu

MENUJU INDONESIA BEBAS RABIES 2020, SUMBAWA - Rabies di Pulau Sumbawa tinggal menunggu waktu? Itulah kenyataan yang harus dihadapi terhadap perkembangan penyakit yang telah memakan banyak korban jiwa di Bali dan Flores, seperti yang diuraikan pada pertemuan rutin Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang NTB II pada tanggal 17 Juli 2011 di Aula Stasiun Karantina Pertanian Kelas I (SKP I) Sumbawa Besar, menggelar seminar tentang “Peranan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar dalam Mencegah Rabies Masuk Pulau Sumbawa” yang di hadiri oleh Dokter Hewan anggota PDHI Cabang NTB II meliputi wilayah Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Sekretaris PDHI Cabang NTB II Drh.Wahyu Bawono mewakili Ketua PDHI Cabang NTB II mengungkapkan bahwa Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang masih bebas dari penyakit rabies baik secara historis maupun kejadian kasus. Namun daerah kita sekarang ini menjadi daerah yang paling terancam masuknya wabah rabies karena diapit oleh daerah yang sudah dinyatakan sebagai daerah wabah rabies yaitu di sebelah barat Pulau Bali Provinsi Bali dan sebelah timur Pulau Flores Provinsi NTT dimana arus transportasi menuju dan dari daerah tersebut yang melintasi daerah NTB (Pulau Lombok dan Sumbawa) sangat lancar sehingga tidak menutup kemungkinan masuknya Hewan Penular Rabies (HPR) seperti Anjing, Kucing dan Kera. Terlebih lagi melalui pelabuhan-pelabuhan yang tidak resmi (Pelabuhan Rakyat) dimana biasanya para nelayan membawa anjing menyertai dalam Pelayaran. Makanya tidak heran bila beberapa ahli epidemiologi penyakit hewan menyatakan bahwa rabies di NTB (Pulau Lombok dan Sumbawa) tinggal menunggu waktu.
Diperlukan upaya yang serius dalam mempertahankan NTB khususnya Pulau Sumbawa agar tetap bebas rabies. Oleh karena itu peran karantina sebagai palang pintu terdepan benar-benar sangat berat, seperti apa yang disampaikan dalam seminar oleh Key Note Speaker yaitu Drh. Maton Hernowo Kepala SKP I Sumbawa Besar serta Drh. Sri Wulan Sunarti salah seorang Medik Veteriner di SKP I Sumbawa Besar dimana tugas pokok dan fungsi Karantina Pertanian adalah mencegah masuknya Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari luar negeri ke dalam wilayah NKRI serta mencegah tersebarnya Hama dan Penyakit Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari area satu ke area lainnya dalam Wilayah Republik Indonesia. Drh Maton Hernowo pada kesempatan ini juga mengatakan bahwa SKP I Sumbawa Besar dan instansi terkait telah berhasil selama 10 tahun lebih mepertahankan Pulau Sumbawa terhadap ancaman Penyakit Rabies dari Flores yang sejak tahun 1997 sudah terjadi wabah rabies dimana secara geografis berbatasan langsung dengan Pulau Sumbawa, sedangkan sekarang Pulau Bali sejak tahun 2008 juga terjadi wabah rabies sehingga NTB semakin terjepit dan makin terancam. Pencegahan masuknya Penyakit Rabies ke Pulau Sumbawa perlu peran serta dari segenap masyarakat Sumbawa untuk aktif berperan dalam mencegahan masuknya Penyakit Rabies tersebut, tanpa bantuan dan peran serta masyarakat mustahil kita bisa mencegah masuknya wabah penyakit tersebut tandasnya diakhir presentasi.
Dalam presentasinya Drh. Maton Hernowo juga memaparkan upaya-upaya yang telah ditempuh oleh SKP I Sumbawa Besar yang bekerja sama dengan berbagai pihak diantaranya Dinas Peternakan Kabupaten Sumbawa yaitu melakukan kegiatan Eliminasi Anjing liar dengan cara pemberian racun Strichnin untuk mengeliminasi anjing-anjing liar yang tidak berpemilik dan berpotensi sebagai penular rabies di wilayah Kecamatan Labuhan Badas, Kecamatan Sumbawa dan Kecamatan Alas. Kegiatan ini berhasil mengeliminasi anjing liar sebanyak 500 ekor, kegiatan eliminasi anjing liar tersebut juga dilaksanakan di Kabupaten/Kota seluruh Pulau Sumbawa. Kegiatan lainnya berupa program Public Awarnes yaitu penyuluhan tentang bahaya Rabies bekerjasama dengan pihak Akademis di Universitas Samawa (UNSA), Penyuluhan melalui Media Cetak /Elektronik,pembagian Leaflet/Brosur/Poster ke masyarakat yang berisikan tentang kewaspadaan terhadap bahaya dan pencegahan Penyakit Rabies. Serta pembentukan Tim Terpadu yang melakukan pengawasan ketat di daerah-daerah lalu lintas Hewan dan Tumbuhan yang merupakan wilayah kerja SKP I Sumbawa Besar meliputi 8 titik yaitu: Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Benete, Pelabuhan Ferry Poto Tano, Pelabuhan Laut Badas, Bandara Brang Biji, Pelabuhan Laut Soro Kempo, Bandara M.Salahudin, Pelabuhan Ferry Sape dan Pelabuhan Laut Bima. Disamping itu juga dilaksanakan pengawasan secara berkala di pelabuhan rakyat/tidak resmi terhadap lalu lintas Hewan Penular Rabies.
Sedangkan Drh. Sri Wulan Sunarti mempresentasikan tentang Pemantauan Daerah Sebar Penyakit Rabies se-Pulau Sumbawa yang pelaksanaannya SKP I Sumbawa Bekerja sama dengan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota se-Pulau Sumbawa, dengan cara pengambilan sampel serum darah anjing liar sebanyak 338 sampel dan 59 sampel otak anjing liar yang dilakukan pada pertengahan tahun 2010. hasil dari pemantauan yang di uji di Balai Besar Uji Standar Jakarta dengan metode pengujian elisa terhadap serum darah dan untuk sampel otak diuji dengan menggunakan metode Fluorescent Antibody Technique (FAT), Pulau Sumbawa masih negatif (-) tidak ditemukan Agen Penyakit Rabies pada anjing liar tersebut. Maka bisa dikatakan Pulau Sumbawa Masih bebas Penyakit Rabies.
Oleh karena itu kewaspadaan terhadap bahaya Rabies harus selalu ditingkatkan, diperlukan kerjasama dengan semua pihak termasuk masyarakat untuk mengantisipasi jangan sampai Rabies masuk ke Wilayah NTB khususnya Pulau Sumbawa sehingga dapat mempertahankan wilayah NTB khususnya Pulau Sumbawa tetap sebagai daerah bebas dari rabies secara historis. Dihimbau masyarakat untuk tidak membawa masuk Hewan Penular Rabies (HPR) yaitu : anjing, kucing, kera dan sebangsanya ke Provinsi NTB (Pulau Lombok dan Sumbawa), apabila mempunyai/memelihara anjing, kucing, kera untuk selalu memeriksakan kesehatannya kepada Dokter Hewan. ”NA’ BEANG TAMA RABIES KO TANA SAMAWA” (jangan biarkan rabies masuk ke Pulau Sumbawa.red) kata Sri Wulan Sunarti dengan logat sumbawa diakhir presentasinya.

Sumber: http://www.karantina.deptan.go.id/

Tidak ada komentar: