Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana/ip |
Menurut dia, diharapkan masing-masing provinsi tetap mengamankan wilayahnya agar bebas kasus rebies. Sedangkan untuk Kaltim pada 2009 memang banyak kasus gigitan hewan pada manusia tetapi hanya satu yang positif terinfeksi rabies.
Tahun ini kasusnya memang sudah turun secara signifikan, hal itu berkat kesadaran masyarakat untuk memberikan vaksin bagi hewan peliharaannya, baik anjing maupun kucing. Begitu juga, terhadap upaya antisipasi bagi manusia agar tidak tergigit hewan tersebut.
Pemerintah, baik kabupaten dan kota di Kaltim telah mempersiapkan vaksin rabies di rumah sakit masing-masing daerah, sehingga apabila ada kasus gigitan dengan cepat bisa di bawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.
Selain itu, yang harus dilakukan dalam mengantisipasi penyebaran rabies di masyarakat, Dinas Peternakan melakukan pemusnahan terhadap anjing liar atau anjing gila, terutama yang dianggap mengidap rabies.
"Paling penting dalam mewujudkan Kalimantan bebas rabies 2014 mendatang , yakni dengan upaya pemusnahan binatang liar yang memang pembawa virus rabies. Selain, memberikan sosialisasi atau pendekatan terhadap pemilik binatang, sehingga pemilik hewan peliharaan memperhatikan peliharaannya dengan vaksin anti rabies," harapnya.
Bukan hanya itu, upaya pencapaian target pembebasan rabies dan zoonosa lainnya, yakni perlu adanya perencanaan matang khususnya penyusunan kegiatan yang ditinjau dari aspek teknis dan non teknis terlebih peningkatan kemampuan SDM di lapangan.
"Perlu dilakukan penyegaran atau peningkatan sumber daya manusia bidang kesehatan hewan yang fokus pada perencanaan atau penyusunan kegiatan secara menyeluruh dan terkoordinasi. Terlebih untuk regional Kalimantan melalui pelatihan pemberantasan dan pembebasan penyakit zoonosa, serta pelatihan teknis," demikian Sutarnyoto.
sumber: http://www.kaltimprov.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar